Oleh Indra Arief Pribadi
Jakarta (ANTARA) – Tugas Tri Rismaharini ternyata tidak berhenti hanya sebagai kepala daerah, seusai digelarnya pemilihan kepala daerah untuk suksesi kepimpinan di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya dua periode itu kini ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo untuk menjadi Menteri Sosial menggantikan Juliari P. Batubara yang terjerat kasus korupsi bantuan sosial.
Risma, panggilan akrabnya, akan menemui jalan berkelindan dengan berbagai tantangan sebagai Menteri Sosial Kabinet Indonesia Maju. Dia harus memastikan belasan juta paket bantuan sosial benar-benar sampai dan efektif mengurangi beban masyarakat yang menjadi korban pandemi COVID-19.
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemerintah Kota Surabaya itu, juga harus bertanggung jawab untuk mengelola ratusan triliunan rupiah anggaran perlindungan sosial yang bersumber dari APBN, agar instrumen fiskal tersebut benar-benar akuntabel, transparan, efisien dan efektif.
Pengumuman dari Presiden Jokowi pada Selasa (22/12) ini memang tidak terlalu mengejutkan. Kabar terpilihnya Risma ke Kabinet Indonesia Maju sudah menjadi desas-desus sejak akhir pekan lalu. Risma memilih untuk irit berkomentar sebelum pengumuman resmi dari Presiden pada siang ini.
“Pertama, Ibu Tri Rismaharini. Saya kira kita tau semua beliau adalah Wali ota Surabaya, dan saat ini bu Tri Rismahsrini akan kita berikan tanggung jawab untuk menjadi menteri sosial,” kata Presiden Joko Widodo di veranda Istana Merdeka, Jakarta, didampingi Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.
Setelah terlebih dahulu diperkenalkan kepada publik, sesuai rencana, para menteri baru yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo ini akan dilantik di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Desember 2020.
Presiden Jokowi memang harus memilih orang yang paling dia percayai untuk menjadi Mensos. Jabatan ini sungguh krusial karena memimpin orkestrasi kebijakan penanganan masalah sosial, salah satunya penyaluran bantuan perlindungan sosial di tengah pandemi COVID-19.
Ketika pandemi menjadi masalah krusial yang telah menurunkan taraf kesejahteraan, bantuan perlindungan sosial menjadi harapan bagi masyarakat untuk bangkit dan menata kembali hidup.
Pandemi COVID-19 telah membuat Tanah Air ditempa dua krisis sekaligus, yakni krisis kesehatan masyarakat dan krisis ekonomi. Krisis ini pula yang mengantar Indonesia ke jurang resesi ekonomi untuk pertama kali sejak krisis pada Tahun 1998.
Presiden Jokowi pun sudah mengumumkan bahwa pemerintah akan melanjutkan kebijakan perlindungan sosial pada Tahun 2021 untuk mengurangi beban sosial dan ekonomi masyarakat akibat terdampak pandemi COVID-19.
Dalam anggaran Tahun 2021, belanja perlindungan sosial untuk menangani pandemi COVID-19 sudah menghabiskan anggaran sebanyak Rp217,16 triliun.
“Di Tahun 2021 tentunya kebijakan yang baik di Tahun 2020 akan terus kita lanjutkan, akan terus kita teruskan, terutama di bidang kesehatan untuk penanganan COVID-19 dan pemberian bantuan perlindungan sosial untuk rakyat,” kata Presiden Jokowi, menegaskan.
Tri Rismaharini adalah wanita kelahiran Kediri, 20 November Tahun 1961 ini telah menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode.
Pemegang gelar sarjana arsitektur dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada 1987 ini juga merupakan wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya sepanjang sejarah, yakni pada periode pertama antara Tahun 2010 hingga 2015 dan periode kedua antara Tahun 2015 hingga 2020.
Tri Risma menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Kediri, Jawa Timur, dan lulus pada Tahun 1973. Ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Surabaya dan lulus pada tahun 1976.
Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke sekolah unggulan di Surabaya yang juga dikenal sebagai SMA Kompleks, yakni SMA Negeri 5 Surabaya, dan lulus pada Tahun 1980, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan sarjana di Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada Tahun 1987.
Tri Risma juga melanjutkan pendidikan pascasarjana bidang Manajemen Pembangunan Kota di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada Tahun 2002.
Pada Tanggal 4 Maret 2015, Tri Risma mendapatkan gelar kehormatan doktor honoris causa dari ITS, yang diberikan untuk bidang Manajemen Pembangunan Kota di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Latar belakang pendidikan sebagai arsitek membuat Tri Risma juga dikenal begitu terampil menata wajah Kota Surabaya. Dia banyak mengubah taman-taman kota menjadi lebih asri dan menyejukkan, padahal Surabaya yang biasanya panas, seperti Taman Bungkul dengan penambahan berbagai fasilitas penunjang untuk pengunjung.
Tri Risma juga menjadi pusat perhatian ketika membangun jalur pedestrian modern di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, Blauran, dan Jalan Panglima Sudirman di Surabaya.
Berkat kepiawaiannya, Surabaya pernah meraih penghargaan Adipura pada Tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 untuk kategori kota metropolitan.
Selain itu, Tri Risman juga berhasil menjadikan Kota Surabaya sebagai kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik pada Tahun 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam ikut mengelola lingkungan kota.
Jabatan menteri yang diemban oleh Tri Risma ini berbeda dengan yang dijalani oleh Khofifah Indar Parawansa, mantan Menteri Sosial yang kini menjadi Gubernur Jawa Timur. Kalau Khofifah sebelumnya berkiprah di tingkat nasional sebagai Mensos kemudian menjadi kepala daerah, maka Tri Risma justru berangkat dari daerah kemudian naik ke pentas nasional.
Oleh Indra Arief Pribadi
Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2020