fnews – Usaha rakyat membutuhkan produk berhasilguna, misalnya, dengan menjadikan mangga menjadi wine di Silimalombu, Onan Runggu, Samosir dengan sentra-sentra mangga di 9 kecamatan di kabupaten itu, kemiri menjadi minyak kemiri atau kopi menjadi seperti piltik kopi yang sudah tersohor. Intinya, bagaimana memproduk hasil bumi menjadi produk olahan yang nilai jualnya menjadi lebih tinggi. Bakal dirancang peraturan daerah untuk produk-produk unggulan yang harus marguna bagi kesejahteraan rakyat.
Selain perda produk unggulan, Samosir juga butuh perda zonasi investasi dan lainnya, termasuk aturan untuk jurnalis berupa apresiasi jika media melakukjn kritik sehat dan membangun, demikian Ober Gultom, orangtua Vandiko Timoteus Gultom ketika memberikan sambutan panjang lebar mewakili Keluarga Vantas – Vandiko Gultom – Martua Sitanggang dalam temu pers Bupati dan Wakil Bupati Samosir (peraih suara terbanyak) bersama tokoh-tokoh marga di Posko Vantas, di Sialanguan, Pangururan, Samosir, Senin (21/12) pagi.
Ober yang tampil prima dan riang gembira, mewakili Keluarga Vantas, juga menegaskan bahwa para pemerakarsa yang susah payah menjadikan Samosir sebagai kabupaten, tidak boleh ditinggal. Ini kalimat singkatnya dalam paparan yang sistematis, terstruktur, selain menjawab beberapa pertanyaan wartawan, mengkilasbalik kembali rencana – rencana kerja Vandiko – Martua setelah dikukuhkan nantinya sebagai parhobas di Samosir 3,5 tahun ke depan.
Beberapa di antaranya seperti program BPJS yang gratis, bea siswa, air terjun yang dijadikan sebagai sumber air seperti yang sudah dilakukan Lundak Sagala di Sagala, dan membuat seperti contoh di Bogor (mina padi), irigasi nasional dengan memanfaatkan seluruh pantai yang memungkinkan.
Ober berterus terang, rencana ke depan nantinya hanya meneruskan kerja dan kerja para bupati sebelumnya yang sudah berjalan dengan baik dan memolesnya sedikit – sedikit, termasuk program-program pro-Perubahan misalnya program digitalisasi yang dirancang Carlos. “Samosir harus digitalisasi”, ujar Ober yang hari itu bersandal saja, tidak mengenakan sepatu karena ingin menunjukkan dirinya sebagai tuan rumah.
Dan, sebagai kabupaten yang memiliki danau terluas di Danau Toba, sekitar 120 Km atau dua per tiga luas danaunya, Samosir wajar mendapatkan annual fee Inalum yang lebih besar lagi.
Temu pers Tim Vantas yang dilakukan untuk kedua kalinya itu, juga diisi dengan sambutan – sambutan dan imbauan tokoh – tokoh marga dari Raja Sonang yang disampaikan M Alboin Gultom, Raja Sitempang disampaikan Asden Sitanggang, Raja Sitindaon oleh Charles Sitindaon, Raja Naibaho disampaikan Richard Naibaho, Simbolon Suhut Ni Huta oleh Tumpal Simbolon ( A Douglas), Situmorang Sipitu Ama disampaikan Agustan Situmorang dan dari tim Vantas disampaikan ketua timnya, Pahalatua Simbolon.
Temu pers ini juga dimaksudkan untuk menyejukkan suasana seusai perhelatan Pilkada Damai Samosir yang sudah dilaksanakan 09.12.20 lalu yang berjalan dengan sukses. Harapan untuk saling merangkul kembali dan melupakan perbedaan dan ucapan terimakasih kepada Rakyat Samosir, KPU, Bawaslu, Polres – TNI dan seluruh jajaran, silih berganti disampaikan baik Ober, Pahala maupun tokoh-tokoh marga itu.
Dalihan Natolu sebagai perekat dan kita semuanya bersaudara, menjadi ajakan yang disampaikan bergantian. Keluarga Besar Vantas dan tim-nya mengimbau, “Marilah kita semuanya saling rangkul kembali,dimana perbedaan pilihan itu sebuah proses paskademokrasi yang harus kita lalui bersama. Di atas semua itu semua kita adalah keluarga besar yang perlu merajut “Dalihan Natolu.”
Temu Pers yang dipandu Efendy Naibaho ini, juga disuguhi uning-uningan dari pemusik handal, Martogi Sitohang dengan seruling mautnya bersama Nauli Sister. jep-en