formatnews.id – Tahun 2025 ini, sudah 118 tahun gugurnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja Xll dan akan diperingati baik di Bakara, markas dan istananya, di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, di Medan dan juga Jakarta dengan berbagai kegiatan hingga di acara puncak pada 17 Juni 2025.
Raja Si Singamangaraja XII, dalam berbagai literatur yang dihimpun formatnews.id, ditulis dengan sebutan Si Singamangaraja Xll, bukan seperti selama ini ditulis: Sisingamangaraja Xll. Raja Si Singamangaraja Xll ditulis terpisah dengan kata Si terlihat di dalam buku yang ditulis Dra Tiurma L Tobing, diterbitkan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Direktorat Nilai Sejarah 2008.
Tiurma menulis buku setebal 103 halaman dengan puluhan kepustakaan, literatur dan lampiran-lampiran itu dibantu Drs Bambang Sumadio, Sutrisno Kutoyo dan Drs M Soenyata Kartadarmadja sebagai penyunting. Dan, sudah ada dalam dua edisi: 1981 dan 2008.
Setelah Raja Si Singamangaraja XI mangkat, penggantinya harus segera ditetapkan. Di antara dua puteranya: Si Tuan Nabolon, lebih terkenal dengan nama Si Parlopuk dan putera kedua bernama Patuan Bosar dan terkenal kemudian dengan nama Ompu Pulo Batu.
Untuk itu, dalam acara partonggoan, para raja dari Si Onom Ompu melakukan upacara dengan berbagai persiapan seperti mencari Kuda Silintom, ayam merah dan putih, pembentangan lage tiar yang dilapis dengan lage haomasan dan raja-raja lain meletakkan benda-benda pusaka yaitu air suci dalam tabu-tabu Sitarapullang, kain destar dan hujur Siringis, dulang-dulang bulang dan pinggan Namarimbun. Kesemuanya diterima dari Raja Uti. Sambil manortor, dicabutlah Pisau Gajah Dompak yang dengan mudah bisa dicabut Patuan Bosar sehingga resmi Patuan Bosar menjadi Si Singamangarja Xll.
Mengenang gugurnya di tahun 2025 ini, Panitia Peringatan Wafatnya Raja Sisingamangaraja XII ke-118, menggelar rapat perdananya di Intermezzo Cafe, Jalan Setiabudi No.213, Tanjung Sari, Medan Selayang, Medan, Sumatera Utara, Rabu (12/03/2025).
Rapat yang dimoderatori Sekeretaris Umum Panitia S.Mikhael Siregar, ST dalam sambutannya menyampaikan bahwa rapat ini adalah rapat perdana untuk memperingati wafatnya Raja Sisingamangaraja XII ke-118. Agenda rapat untuk menyusun kepanitiaan dan membahas tugas dan program kepanitiaan. “Rapat ini merupakan rapat perdana untuk penyusunan kepanitiaan serta membahas tugas dan program yang akan dijalankan,”ungkapnya.
Mikhael juga menambahkan bahwa rapat ini telah menghasilkan beberapa hal penting untuk dikerjakan. Hal penting tersebut diatur nantinya di SC dan OC. “Hal penting rapat ini akan dikerjakan sesuai dengan kinerja SC dan OC,”jelasnya.
Ketua Panitia Daniel TF Sinambela, SH yang diwakili Paulus Sinambela, SH mengapresiasi panitia yang telah hadir dan memberikan kontribusi buah pemikiran di rapat ini. “Terimakasih untuk panitia dan luar biasa atas buah pemikiran yang disampaikan di rapat ini,”ungkapnya.
Paulus yang juga Ketua Umum Angkatan Muda Sisingamangaraja XII (AMS XII) menyampaikan bahwa AMS XII bersedia memprakarsai seluruh rangkaian kegiatan. “AMS XII siap dan bersedia memprakasai kegiatan peringatan ini”, jelasnya.
Terkait kepahlawanan Raja Si Singamangaraja Xll ini, GM Panggabean, tokoh Batak di Sumatera Utara sudah menggagasnyua dengan melakukan Rapat Umum Raksasa Peringatan Sembilan Windu Wafatnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja Xll pada 24 Juni 1979 di Stadion Teladan, Medan. Dan, persis pada Hari Pahlawan 10 November 1979, didirikan dan dibentuk serta disahkan Lembaga Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja Xll.
Di masa itu, sebuah universitas didirikan dengan pusat pendidikan di Jalan Urip Medan yang kemudian berkembang di Siborong-borong dan di kampus Jalan Perintis Kemerdekaan Medan. Ada juga Monumen l Tugu Raja Sisingamangaraja Xll di depan Stadion Teladan, Jalan Sisingamangaraja Medan.
Krisnina Maharani Tanjung MSi, penyunting buku Si Singamangaraja XII, Sang Pembebas dari Tanah Batak, dalam buku mini yang diterbitkan WWI Foundation, Juni 2007, menyayangkan penghormatan terhadap nilai-nilai sejarah makin pudar. Padahal sejarah itu bukan sekedar cerita masa lampau yang dihafalkan dari tahun ke tahun tapi harus selalu kita kaji dan ambil pelajaran.
Apa yang kita kaji, tanya Nina, yang dijawabnya sendiri, berupa visi, gagasan, tindakan dan akibat apa yang harus ditinggalkan dan apa yang harus diteruskan generasi sekarang untuk cita-cita bangsa. Diingatkannya bahwa kepahlawanan Raja Sisingamangaraja Xll adalah Singa yang Melampaui dan Singa yang Tidak Terlampaui dalam perjuangannya melawan Kolonialisme Abad XlX, ketidakadilan, penjajahan dan perbudakaan.
Si Singamangaraja Xll sangat populer dengan sikapnya yang khas menghadapi masalah hatoban dan taban-tabanan, tindakannya untuk memerdekakan orang-orang yang sedang terpasung, dibeangkon, telah menimbulkan rasa hormat yang tinggi.
Di awal 2025, sebelumnya Yayasan Pusuk Buhit, diinformasikan ketuanya, Efendy Naibaho merencanakan peringatannya, Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional Raja Si Singamangaraja Xll, 17 Juni 1907 – 17 Juni 2025, tahun 2025 ini diperingati secarta kolosal dan sejalan dengan proram Marsipature Huta Na Be yang semakin dilupakan pangaranto, semuanya dipusatkan di Bakara dengan sesi mulai dari Seminar Peringatannya, Malam Budaya l Opera Batak Si Purba Goring-goring.
Kemudian napak tilas, penghijauan, bersih-bersih makam, Patung Si Singamangaraja Xll dan Bukit Sindias, di Sionom Hudon tempat tertembaknya Raja Sisingamangaraja Xll, ke Aek Sipangolu, Pentas Keliling Opera Batak Srikandi Boru Lopian, taptu dan upacara nasional dengan puncak acara bareng pagelaran Gondang Orchestra l Tigor Situmorang.
Semua kegiatan ini dipusatkan di Bakara kecuali napak tilas dan sekeretariatnya juga di Bakara. Ada juga rencana seminar khusus mengusulkan Si Boru Lopian menjadi Pahlawan Nasional. ***
Efendy Naibaho