Aniyaraja Sitindaon Tolak Silang Hangoluan di Titik Nol Habatakon

Aniyaraja Sitindaon

formatnews.id – Pertama sekali kami,  dari Malim Si Raja Batak dan Masyarakat Adat Malim Si Raja Batak (Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa), marsattabi, saya, selaku Ketua Umum Aniyaraja Sitindaon dari Malim Si Raja Batak (Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa) menolak Silang Hangoluan di Titik Nol Habatakon di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Kami tolak, ujar Aniyaraja kepada formatnews.id Minggu 13/04)  karena akan menimbulkan banyak hal di antaranya menyakiti dan bahkan melukai hati Suku Batak. Sudah sangat bertolak belakang yaitu Silang Hangoluan di Titik Nol Habatakon. Sebab antara lambang agama dan tradisi adat istiadat Habatakon sudah jelas mempunyai perbedaan.

Bacaan Lainnya

Bagaimana mungkin didirikan suatu lambang agama di Sianjurmula-mula, sementara Titik Nol Peradaban Habatakon adalah di daerah tersebut, ujar Boru Sitindaon yang sengaja datang bersama tim kecilnya, Sabtu (12/04) ke lokasinya di Sianjurmula-mula. DPP (Dewan Pengurus Pusat) MALIM SIRAJA BATAK dan MASYARAKAT ADAT MALIM SIRAJA BATAK (PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA) sekeretariatnya di  Jalan Tigaras Simantin Pane Dame, Kec Panei Kab. Simalungun, Sumatera Utara.

Aniyaraja sekali lagi meminta maaf,  bukan berarti ada hal- hal lain seperti membenci dan untuk hal-hal yang tidak berketuhanan. Semestinya, kita sebagai Bangso Batak, bangso yang besar sebagai penerus bahkan pewaris dari leluhur kita, memperjuangkan, mempertahankan, memelihara dan juga melindungi adanya tradisi adat budaya Batak.

Tradisi adat istiadat budaya Batak jelas tidak sama dengan agama dan kedua versi ini tidak selamanya sinkron. Untuk itulah, kami, menolak berdirinya Silang Hangoluan di Titik Nol Habatakon di Sianjurmula- mula. ***

Efendy Naibaho

Pos terkait