formatnews.id – Sebagai putera Marga Limbong, saya mendukung program yang telah digagas Bernhard Limbong. Namun ketika saya berbicara dari sisi budaya, Salib Hangoluan sangat bertentangan dengan salib tersebut. Alasan saya menyatakan bertentangan, ketika kita membicarakan Habatahon terus muncul istilah atheis (Sipele Begu) sementara kami pelaku budaya tidak anti dengan Salib.
Ada baiknya, demikian Aliman Limbong, pargossi terkenal di Sianjurmula-mula, kepada formatnews.id, Senin (14/04), Salib Hangoluan dipindahkan, sehingga ada pemikiran dulu, sekarang dan yang akan datang.
Aliman sudah berkecimpung di bidang budaya sejak 1987 pada saat kita bergabung ke Kabupaten Tapanuli Utara. Lalu setelah dimekarkan ke Tobasa, Aliman juga sudah menampikan Budaya Batak terjadinya Dalihan Natolu. Setelah Kabupaten Samosir mekar, saya banyak menekuni Budaya Batak Toba. Ketika Kabupaten Samosir menjadi ikon pariwisata, saya telah melakukan Kegiatan Budaya Penampilan Gondang Batak dan Pementasan Opera Batak setiap Sabtu dan Minggu PKL 15.00 Wib, ujarnya. ***
Efendy Naibaho