FENOMENA NADIEM MAKARIM DAN GELOMBANG KEJUT YANG DITIMBULKANNYA REDAKSI29 Januari 202029 Januari 2020619 views ilustrasi - repro Oleh Yance PengantarBacaan LainnyaBersihkan Aparat, Tindak Koruptor….Pilkada Tidak Langsung, Mungkinkah?Tongari Irwan Sianturi Dukung Usulan LBP “Manjomput Na Sinurat” Nadiem Makarim adalah sosok generasi milenial ( orang yang lahir pasca tahun 80, abad XX ), angkatan pertama yang menjabat sebagai menteri. Nadiem Makarim lahir dari keluarga elit di Republik. Kakek dari pihak ibu adalah tokoh pergerakan terkenal, Hamid Algadrie, ayahnya pengacara terkemuka lulusan Universitas Harvard , Amerika Serikat Nono Anwar Makarim. Seorang pamannya dari pihak ayah, Zacky Anwar Makarim pensiunan militer berpangkat Mayor Jenderal, seorang lagi dari pihak ibu, Maher Algadrie adalah pengusaha terkenal. Nadiem satu almamater dengan ayahnya. Sebelum menjabat Menteri Pendidikan di kabinet jilid II, pimpinan Presiden Joko Widodo, adalah pendiri dan CEO Gojek , sebuah perusahaan start up bervaluasi trilyunan rupiah. Rekam jejaknya yang cemerlang jadi pertimbangan kuat presiden untuk menempatkannya jadi menteri pendidikan dalam usia yang sangat muda ( 34 tahun ). Dalam empat bulan pertama menjabat, Nadiem mengeluarkan dua konsep yang mengundang kontroversi dan perdebatan yang ramai yaitu konsep merdeka belajar dan konsep kampus merdeka. Tulisan ini membahas khusus konsep kampus merdeka. Konsep Kampus Merdeka Secara garis besar konsep ini mewajibkan semua lembaga pendidikan tinggi untuk memfasilitasi keinginan mahasiswa untuk menempuh studi di luar program studi ( prodi ) nya. Mahasiswa tidak diwajibkan akan hal itu, tetapi pihak kampus wajib melayani mahasiswa yang ingin mengikuti program itu. Bobot Satuan Kredit Semester ( SKS ) maksimal yang diijinkan untuk ditempuh di luar prodi sebesar 40 %, atau setara 60 sks, dan jika dikonversi dalam durasi waktu setara 3 semester. Studi lintas prodi dapat dilakukan di dalam satu fakultas dan dapat pula lintas fakultas di dalam satu universitas. Bahkan dapat dilakukan anta universitas dan anta negara. Program ini dapat berupa 2 semester kuliah, dan 1 semester magang di suatu lembaga, seperti korporasi, lembaga swadaya masyarakat , koperasi, dan instansi pemerintah. Pada tataran konseptual, belum sampai pada detail teknis, konsep ini sudah mendapatkan hujan kritik dan komentar negatif dari segala arah, walaupun banyak juga yang mendukung konsep ini. Hal ini dapat dimengerti, karena pendidikan adalah urusan vital bagi suatu bangsa dan melibatkan banyak stakeholder dan banyak aspek. Perdebatan itu terutama menyangkut tujuan pendidikan, cara penyelenggaraan proses pendidikan, substansi kurikulum. Konsep kampus merdeka telah menimbulkan gelombang kejut yang menyentakkan banyak pihak. Beberapa pihak bahkan sampai menyinggung pribadi dan latar belakang keluarga Nadiem Makarim. Tulisan ini tidak bermaksud mengambil posisi pro atau antikonsep kampus merdeka, melainkan membahas aspek – aspek mendasar konsep pendidikan. Dari uraian itu diharapkan pembaca dapat membuat kesimpulan sendiri. Tujuan Pendidikan Banyak pendapat yang pernah diajukan tentang tujuan pendidikan. Dari sekian banyak pendapat, dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : Pendidikan adalah suatu upaya proses transformasi pengetahuan dari suatu generasi kepada generasi di bawahnya. Pendidikan bertujuan memberikan bekal pengetahuan / keterampilan untuk bekerja / mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan pendidikan tidak tercapai, jika banyak orang yang bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan ilmu / keterampilan yang dipelajarinya. Pendidikan bertujuan untuk membebaskan manusia dari belenggu penindasan oleh yang kuat kepada yang lemah, oleh yang pandai kepada yang bodoh ; memberikan informasi / pengetahuan dasar ; memberikan bekal kemampuan berpikir sistematis logis, agar dapat memecahkan masalahnya di dalam kehidupan secara mandiri. Keberhasilan atau kegagalan pendidikan tidak diukur dari kesesuaian antara bidang profesi yang ditekuni dengan bidang ilmu yang dipelajari. Aktivitas bekerja mencari nafkah hanya salah satu aspek kehidupan manusia, masih banyak aspek lainnya. Pendidikan bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan peradaban. Peradaban adalah pembeda utama manusia dengan mahluk lain menurut definisi budaya, selain berjalan tegak dengan dua kaki menurut definisi biologis. Dengan kata lain pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Perbedaan ketiga definisi di atas berpangkal pada landasan filsafat, sehingga sulit ditentukan mana yang benar. Mungkin semuanya benar sepanjang penjelasan detail konsep itu konsisten dengan postulat yang mendasarinya. Akan lebih fair jika dalam menilai kehandalan suatu konsep, periksa dengan teliti konsistensi logika antara postulat dengan penjelasan detail konsepnya dan keluasan ruang lingkup pembahasannya. Berdasarkan kriteria di atas, pendapat golongan ketiga layak mendapat prioritas untuk ditelaah lebih lanjut. Manusia dan Kemerdekaan Gagasan Nadiem Makarim tentang pendidikan bertumpu pada konsep merdeka. Untuk menelaah pemikiran itu lebih lanjut, perlu dipahami lebih dahulu apa dan siapa manusia, apa dan bagaimana eksistensinya di alam dan bagaimana hubungan manusia dengan mahluk lain. Pemikiran ini bertumpu pada postulat bahwa pengetahuan yang tertinggi adalah memahami diri sendiri. Untuk mempelajari segala hal tentang manusia, paradigma evolusi memberikan penjelasan yang paling kekar. Alam raya terbentuk sekitar 13 milyar tahun lalu. Bumi terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun lalu. Kehidupan purba baru muncul di bumi sekitar 500 juta tahun lalu. Sebelum ada kehidupan, semua fenomena di bumi disebut alam geosfeer, artinya alam yang belum ada kehidupan, hanya ada batuan, tanah, air dan udara. Semua benda itu tersusun dari molekul sederhana, tidak kompak, mudah dihancurkan, tanpa dapat memberikan perlawanan atau menghindar. Di alam seperti itu praktis tidak ada kebebasan, kemerdekaan, mudah ditaklukkan. Dalam proses evolusi, muncul kehidupan, dimulai dari tingkat sederhana ke tingkat lebih kompleks. Melalui kombinasi senyawa – senyawa kimia yang tersusun dari unsur unsur elementer di alam seperti hidrogen, karbon dan oksigen, terbentuk kehidupan tingkat sederhana. Fenomena alam pada tahap ini disebut alam biosfeer. Tumbuhan memiliki susunan molekul lebih kompleks dari batuan, dan hewan memiliki susunan molekul lebih kompleks dari tumbuhan. Hewan lebih sulit ditaklukkan dari tumbuhan, karena dapat menghindar dan melawan. Hewan lebih bebas dan lebih merdeka dari tumbuhan. Manusia sebagai hasil dari evolusi primat, mulai muncul di bumi pada 4 juta tahun lalu. Pada mahluk hominid, termasuk manusia, otak, pikiran dan kesadaran diri sudah berkembang. Fenomena ini disebut alam neosfeer. Susunan molekul pada manusia paling kompleks dibanding mahluk lain. Manusia lebih bebas, sulit dikendalikan, dan lebih merdeka dibanding semua mahluk lain. Dalilnya adalah semakin kompleks molekul yang menyusun suatu materi, makin kuat ( kompak ) ikatannya, makin sulit dihancurkan, dan makin bebas / merdeka materi itu. Itulah hubungan antara kerumitan molekul dengan kebebasan. Kebebasan dan kemerdekaan pada manusia terkait dengan tanggung jawab. Harkat dan martabat manusia terletak pada kebebasan yang disertai tanggung jawab. Tidak ada tanggung jawab tanpa kebebasan dan tidak ada kebebasan tanpa tanggung jawab. Kebebasan dan tanggung jawab ibarat 2 sisi dari sebuah koin. Kemerdekaan yang hakiki adalah kemerdekaan yang di dalamnya melekat tanggung jawab. Manusia dan Pendidikan Untuk memahami hubungan manusia dengan pendidikan, perlu mengembangkan imajinasi ke masa silam yang jauh dari masa kini. Kita perlu mengetahui asal usul terbentuknya sistem pendidikan dan bagaimana peranannya di dalam kehidupan manusia. Pada sekitar 4 juta tahun silam, bumi dihantam badai meteor dan sebuah asteroid berukuran raksasa menabrak bumi. Terjadi perubahan iklim yang drastis. Iklim menjadi lebih kering, diikuti dengan menyusutnya jumlah pohon pohon besar. Di dataran Afrika Timur, khususnya kawasan sebelah timur dari sesar ( graben / fault ) besar, dikenal dengan nama Great Rift Africa, di Ethiopia , Kenya dan Tanzania sekarang, rimbunan hutan tropis basah digantikan oleh padang sabana dan semak belukar. Hominoid besar seperti orang utan, simpanse dan gorila dipaksa turun ke tanah. Ketika sudah berada di tanah, para hominoid itu mengalami kesulitan untuk melihat dari ketinggian guna memantau pergerakan hewan hewan buas yang jadi predator bagi mereka dan memantau hewan buruan. Pemandangannya terhalang oleh rimbunan semak belukar. Satu satunya pilihan adalah mulai belajar membiasakan diri berdiri dan berjalan tegak. Kelompok hominoid yang sukses berjalan tegak berevolusi dari ordo primat menjadi genus homo ( hominid ). Kebiasaan berjalan tegak membawa implikasi perubahan struktur anatomi, rongga yang dibentuk oleh tulang pinggul jadi lebih sempit. Proses melahirkan bayi jadi sulit dan berisiko tinggi bagi ibu dan bayinya. Alam melakukan penyesuaian, dengan memperkecil ukuran kepala bayi yang akan dilahirkan. Untuk itu masa kehamilan pada hominid dipersingkat dari 21 bulan jadi 9 bulan. Akibatnya bayi hominid ” lahir prematur “, dan konsekuensi berikutnya bayi lahir dalam kondisi lemah tidak berdaya. Bayi hominid membutuhkan masa ketergantungan pada induknya jauh lebih lama dibandingkan bayi hominoid. Bayi hominid jadi lebih lambat mengalami pendewasaan. Hal ini dibuktikan oleh pertumbuhan gigi pada hominid dan hominoid. Gigi geraham pertama pada hominid mulai tumbuh pada usia 6 tahun dan 3 tahun pada hominoid. Geraham kedua hominid mulai tumbuh pada usia 12 tahun dan 6 tahun pada hominoid. Begitu juga dengan geraham ketiga mulai tumbuh pada usia 20 tahun pada hominid dan 12 tahun pada hominoid. Anak hominid lebih lambat menerima pelajaran cara menjalani hidup dari induknya. Terlalu banyak waktu dihabiskan untuk membuat anak mulai mengurangi ketergantungan pada induknya. Untuk mengejar ketertinggalan masa belajar, diperlukan suatu cara atau metode transformasi pelajaran dari suatu generasi kepada generasi berikutnya secara efektif dan efisien. Cara itulah yang hari ini kita sebut sebagai pendidikan. Jadi pendidikan adalah salah satu produk budaya tertua, yang usianya sudah jutaan tahun. Manusia dan Peradaban Untuk memahami relasi antara manusia dengan peradaban perlu dipahami berbagai jenis realitas di alam, yaitu 1. Realitas objektif, merupakan realitas yang paling mudah dipahami. Contoh konkretnya, misalkan hari ini tanggal 27 Januari 2020, cuaca pada siang hari cerah, tidak berawan. Siapapun orang yang melihatnya akan mengatakan hal yang sama. 2. Realitas subjektif , jumlah realitas ini di alam lebih sedikit dari realitas objektif. Contoh konkretnya adalah seseorang yang selalu merasa sakit di kepalanya. Hasil pemeriksaan teliti dengan menggunakan rontgen dan MRI, menunjukkan tidak ada gejala kelainan apapun, tetapi yang bersangkutan tetap merasa sakit. 3. Realitas Intersubjektif. Fenomena realitas ini di jaman modern justru paling banyak terjadi. Contoh realitas intersubjektif antara lain, organisasi, korporasi, keluarga, berbagai institusi, lambang / logo, uang, saham, pasar bursa dan sebagainya. Realitas intersubjektif adalah imajinasi yang dikonstruksikan dan diberi makna. Realitas ini dibentuk melalui proses berpikir abstrak. Perusahaan adalah imajinasi yang dikonstruksikan, diberi makna sebagai sesuatu yang hidup, disahkan oleh akte notaris, diberi nama didaftarkan pada lembaran negara. Perusahaan diperlakukan layaknya manusia, memiliki aset, dapat berhutang dan dapat pula memiliki piutang, dapat dituntut dan dapat pula menuntut pihak lain di pengadilan. Demikian juga dengan uang. Kumpulan uang jadi bernilai karena sebagian besar orang menganggap lembaran – lembaran kertas bergambar, berornamen, ada tanda tangan pejabat otoritas moneter, tertulis angka yang menunjukkan nilai nominalnya, adalah benda berharga yang dapat ditukarkan dengan benda lain yang diinginkan. Jika sebagian besar orang telah kehilangan kepercayaan pada nilai uang, maka uang itu tinggal sebagai kertas yang tidak punya nilai. Realitas intersubjektif hanya punya nilai jika diberi makna tertentu, melalui imajinasi yang dikonstruksikan. Bahasa dan sistem tulisan juga merupakan realitas intersubjektif . Melalui bahasa dan tulisan peradaban manusia dibangun. Di dalam suatu kerajaan, melalui bahasa dan tulisan, arus informasi mengalir dari ibu kota sampai ke pelosok negeri untuk menggerakkan birokrasi pemerintahan. Proses penghitungan produksi sawah dan ladang dapat dihitung berikut hasil penarikan berbagai jenis pajak. Daya ingat manusia sangat terbatas untuk merekam semua fakta. Sistem tulisan membuka berbagai kemungkinan pengembangan peradaban manusia. Kemampuan berpikir abstrak membuat kemampuan spesies homo sapien ( manusia modern ) jauhmeninggalkan anggota genus hominid yang lain seperti spesies homo neanderthal ( sepupu terdekat homo sapien yang telah punah pada 30.000 tahun lalu ). Kemampuan berpikir abstrak berkembang pesat pada saat terjadi revolusi kognitif, pada 70.000 tahun lalu. Dengan kemampuan kognitif yang tinggi manusia dapat mengembangkan imajinasi tanpa batas. Selain berpikir abstrak dan berimajinasi tanpa batas, masih ada lagi kemampuan homo sapien yang membuatnya meninggalkan jauh spesies lain. Kemampuan tersebut adalah membangun kerjasama tanpa batas. Tidak dapat disangkal bahwa banyak mahluk selain manusia mampu membangun kerjasama, tetapi kerjasama yang dibangun sifatnya terbatas. Kawanan hewan ( semut, lebah ) hanya mampu membangun kerjasama dengan sesama jenis. Simpanse membangun kerjasama hanya dengan esama anggota kelompok yang jumlahnya terbatas. Manusia modern mampu membangun kerjasama tanpa batas, melintas batas negara, antar benua, antar bangsa, antar budaya dan antar ideologi. Di dalam suatu perusahaan multinasional, karyawan yang tinggal di Argentina, dapat bekerjasama dengan karyawan di Thailand, walaupun tidak saling kenal dan tidak pernah berjumpa langsung. Coba dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seseorang untuk memperoleh sebilah pisau tanpa ada kerjasama. Dengan jaringan kerjasama, antara penambang, sopir truk, pekerja pabrik, staf administrasi, staf marketing, jaringan toko, seseorang dapat memperoleh sebilah pisau dalam hitungan menit. Kedua kemampuan manusia modern tersebut yaitu berpikir abstrak / berimajinasi tanpa batas dan bekerjasama tanpa batas yang telah melahirkan peradaban. Pendidikan Yang Dibutuhkan Untuk dapat mengetahui dengan tepat pendidikan seperti apa yang dibutuhkan untuk memelihara dan mengembangkan peradaban di masa kini dan masa depan, perlu dikenali karakter para pendidik dan peserta didik. Sebagian besar dosen dan guru senior saat ini adalah generasi baby boomers, yang lahir pada akhir dekade 50 an dan awal 60 an. Generasi ini kurang familier dengan teknologi multi media, fasih dengan budaya literacy, tetapi kurang menguasai teknologi visual. Dosen muda saat ini adalah generasi milenial, yang lahir setelah tahun 1980 sampai tahun 1995. Generasi ini menguasai teknologi multimedia dan fasih dengan budaya visual. Mahasiswa atau murid berasal dari generasi post milenial, yang lahir setelah tahun 2000. Generasi ini memiliki hubungan emotional dan budaya yang lebih dekat dengan generasi milenial daripada dengan generasi baby boomers. Oleh karena itu pendekatan dalam proses pendidikan harus dirobah. Contohnya dapat dilihat di bawah ini : Verbal —-> Visual Sit / Listen —–> Try & See Teacher —— > Fasilitator Content (What ) ——> Process ( Why) Curriculum Centred ——> Learner Centric Close Book Exams ——-> Open Book World Pengetahuan yang dibutuhkan saat ini dan beberapa tahun ke depan antara lain: 1. Complex Problem Solving 2.Critical Thinking 3. Creativity 4. People Management 5.Coordinating With Others 6. Emotional intelligence 7.Judgment and Decision Making 8. Service Operation 9.Negotiation 10.Cognitive Flexibility Profesi yang dibutuhkan di masa kini dan beberapa tahun mendatang antara lain : 1. Data Analysistst and Scientist. 2. Artificial Intelligence and Machine Learning Specialist. 3. General and Operations Management. 4.Software and Applications Development and Anslysist. 5. Sales and Marketing Professional. 6. Big Data Specialist. 7. Digital Transformation Specialist. 8. New Technology Specialist. 9.Organisasional Development Specialist. 10. Information Technology Service. 11. Digital Media Strategist dan Digital Media Analysist. 12. Search Engine Optimizer. 13. User Experience Design 14. Front – End – Developer. 15. Data Scientist dan Data Analysist . 16. Augmented Realityst. 17.Virtual Realityst. 18. Digital Strategis. Pendidikan yang diberikan harus dapat mencakup aspek aspek kognitif, afektif dan motorik. Beberapa Implikasi Berdasarkan paparan di atas ada beberapa implikasi penting yang patut dipikirkan. Di masa depan mungkin beberapa perubahan mendasar perlu dilakukan. Perubahan itu meliputi : Sistem perkuliahan Satuan Kredit Semester yang dijalankan seperti sekarang sudah tidak akomodatif. Sistem ini dinilai kaku, lamban, tidak fleksibel. Kurikulum yang ditetapkan berlaku minimal 5 tahun, tidak mungkin dapat mengakomodasi perubahan yang terjadi dalam hitungan bulan. Model GBPP ( Garis Besar Perkuliahan dan Pengajaran ), SAP (Satuan Acara Perkuliahan ) , RPS ( Rencana Pembelajaran Semester ), dirasa seperti penjara yang membelenggu kebebasan. Jumlah matakuliah yang berjumlah puluhan terdiri dari lebih 140 an SKS, dinilai terlalu banyak. Banyak mata kuliah yang namanya saja ada yang mirip, bahkan materi kuliah daribeberapa mata kuliah dinilai tumpang tindih dan ada yang sangat mirip, sehinggaterkesan hanya pengulangan saja. Di masa depan jumlah mata kuliah dikurangi. Mungkin cukup dengan 6 mata kuliah dasar yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa, apapun bidang studi yang dipilihnya. Mata kuliah yang dimaksud adalah : Matematika, sebagai sarana berpikir logika deduktif dan melatih berpikir abstrak. Statistika, sebagai sarana berpikir logika induktif dan melatih keterampilan mengelola data empirik. Bahasa ,sebagai alat komunikasi yang paling efektif. Ketiga mata kuliah itu bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan kognitif. Seni dan olah raga berguna untuk melatih dan mengembangkan kemampuan afektif dan motorik. Basic Sains, ilmu ilmu alam Basic Sains ilmu ilmu sosial dan budaya. Selebihnya diserahkan kepada pilihan masing masing mahasiswa, sesuai dengan minat dan bakatnya. 4. Durasi tatap muka untuk beban 3 SKS selama 150 menit dirasa terlalu lama dan membosankan. Untuk Dosen saja banyak yang tidak mampu konsisten memberikan kuliah selama itu, konon pula mahasiswa yang mendengarkannya. 5. Bentuk evaluasi berupa ujian tulis tengah semester dan akhir semester harus dirobah juga. Perubahan yang akan dijalankan bukan hanya menyangkut perangkat lunak, perangkat keras ( infra struktur ) juga harus ikut berubah. Desain ruang kelas di sebagian besar kampus masih mengikuti desain kelas pada abad XIX. Para siswa / mahasiswa duduk berbaris dan berjajar dengan guru / dosen menjadi sosok tokoh sentral, di depan kelas. Semua mata murid menatap ke arahnya. Dosen dan guru berasal dari abad XX, begitu juga dengan ilmu yang ditransformasikannya kepada para murid. Sementara itu para muridnya berasal dari abad XXI, dengan kemampuan mengakses ilmu abad XXI. Sungguh pemandangan yang lucu jika kita merenungkan fenomena itu. Harusnya ruang kelas berukuran lebih kecil dengan formasi duduk membentuk oval atau lingkaran. Dengan formasi itu tidak ada lagi tokoh sentral yang jadi pusat perhatian . Semuanya dapat saling tatap dengan derajat sudut pandang relatif sama. Bentuk ini lebih sesuai untuk peran seorang fasilitator dan bentuk lama sesuai dengan peran sebagai guru. Untuk ruang seminar, lantainya harus dibuat tidak sama tinggi makin ke belakang, makin tinggi. Semua ruang harus dilengkapi dengan peralatan audio visual, pengatur suhu udara dan dindingnya dilapisi dengan bahan kedap suara. 6. Dengan berkurangnya jumlah mata kuliah, akan ada beberapa dosen yang kekurangan beban kerja dan hal ini berimplikasi pada berkurangnya penghasilan. Dalam hal ini dibutuhkan kreativitas para dosen untuk menciptakan kegiatan lain, misalnya riset baik individu, kelompok, maupun kerjasama dengan pihak eksternal, menulis buku atau artikel. Jabatan struktural sebaiknya diserahkan kepada para profesional yang direkrut dari luar, sehingga para dosen dapat berkonsentrasi pada tugas tugas akademik yang memang menjadi tugas utamanya. 7. kebijakan linieritas dalam bidang kelimuan untuk pemilihan bidang studi di jenjang yang lebih tinggi(S2 & S3), dengan bidang keilmuan asal (S1). harus dihapuskan. Kebijakan ini didasarkan pada postulat bahwa semua fenomena di alam semesta berlangsung dalam bentuk linier, sehingga model berpikir linier menjadi sangat dominan. Sementara itu, berdasarkan temuan temuan mutakhir di bidang fisika kuantum, fisika partikel dan teori chaos menunjukkan bahwa baik pada tingkat mikroskopis maupun tingkat makroskopis, sebagian besar fenomena alam menunjukkan bentuk non-linier. Dengan demikian, model berpikir linier tidak dapat memerikan dan memprediksi perilaku alam. Berdasarkan fakta ini, maka kebijakan linieritas menjadi absurd dan usang, sehingga harus ditambahkan dengan model-model berpikir non-linier, seperti berpikir lateral dan berpikir sistem. Penutup Gagasan Nadiem Makarim sebenarnya baik untuk diterapkan. Mahasiswa ibaratnya mendapat suntikan darah baru, gen baru dari luar. Aliran gen yang ada di suatu kampus seperti dikocok ulang untuk mendorong terjadinya perbaikan mutu materi genetik. Gagasan itu jangan disikapi secara negatif ataupun sinis, justru harus terus dipupuk, agar terus berkembang dan memberikan hasil positif untuk demi terpelihara dan berkembangnya peradaban. Salah satu tugas utama kaum terpelajar adalah memelihara dan mengembangkan peradaban. Hak cipta © 1999 – 2020 Google Pos terkaitBersihkan Aparat, Tindak Koruptor….Pilkada Tidak Langsung, Mungkinkah?Tongari Irwan Sianturi Dukung Usulan LBP “Manjomput Na Sinurat”Edward Pakpahan: Pemkab dan Pemko Kerap tidak Tunduk pada GubernurKoalisi Kerakyatan Hiro yang Semakin MerakyatJokowi Turun Tahta 2024