Catatan Drs Suwandi Purba, Wartawan SIB
Empat tahun silam , 17 Februari 2016 Akhyar Nasution dilantik sebagai Wakil Wali Kota Medan mendampingi Wali Kota T Dzulmi Eldin setelah pasangan ini memenangkan Pilkada Medan 2015.
Akhyar sebelumnya dikenal sebagai seorang politisi PDIP yang menjadi legislator di DPRD Medan 1999-2004.
Penugasan partai mengantarkan Akhyar menjalani aktifitas di pemerintahan sebagai orang nomor dua di Pemko Medan.
Kala itu siapa yang bisa menduga Akhyar bakal duduk di pemerintahan. Ia bukan petinggi partai atau memiliki garis keturunan dari tokoh partai moncong putih.
Ia saat itu bukan seorang politisi populer yang tengah duduk sebagai anggota dewan.
Akhyar Nasution terpilih dan dipilih karena konsistensi dan militansinya mengabdi di garis partai Wong Cilik.
Militansinya tertempa mewarisi semangat dari ayahnya yang semasa muda juga dikenal sebagai kader PNI partainya Bung Karno.
Saat kuliah di FT USU, Akhyar tak bisa melepas diri dari jalur partai dan aktif di organisasi GMNI.
Dalam pengabdian langsung untuk partai diawalinya dari level terbawah di anak ranting.
Begitulah militansinya untuk PDIP terus mewarnai jalan hidupnya. Dan ketika reformasi bergulir Akhyar terpilih menjadi anggota DPRD Medan periode 1999-2004.
Ketika menjadi dewan ia mengambil study S2 di USU dan meraih gelar Msi pada 2003.
Setelah tidak menjadi anggota dewan, Akhyar konsisten tetap setia di PDIP.
Akhyar tak tergoda pindah partai seperti sebagian rekannya. Ia aktif dan menjadi fungsionaris di DPD.
Rajin hadir ke kantor DPD PDIP Sumut dan selalu bersemangat menjalankan tugas dan program partai. Konsistensinya ini membuat Akhyar menjadi salah satu “kepercayaan” Panda Nababan saat menjabat Ketua DPD.
Akhyar penuh semangat menjalankan penugasan partai tak perduli itu urusan besar atau untuk hal kecil seperti memasang spanduk dan bendera partai.
Konsistensinya tiada henti dan itu berbuah manis. Ketika ada peluang kader ikut di Pilkada Medan 2015 mendampingi T Dzulmi Eldin sebagai petahana, partai menugaskan Akhyar Nasution.
—————
Mengawali tugas sebagai wakil wali kota pertanyaan awal kebanyakan orang yang tau sisi kehidupan Akhyar kala itu adalah, “Akankah Akhyar segera pindah rumah?”
Sebuah pertanyaan yang cukup wajar dilontarkan mengingat rumah kediaman Akhyar di Jalan Intertip dipandang menyulitkan optimalisasi pergerakan sang wakil wali kota.
Maklum rumahnya memang relatif sederhana dari luas dan bentuk bangunan apalagi berdempetan kiri kanan dengan rumah tetangga.
Empat tahun lalu penulis pernah menanyakan hal itu kepadanya yang dijawabnya, “Gak usahlah pindah. Dari rumah ininya saya dilantik. Biarlah sempit -sempitan bisanya protokoler dan staf pemko menyesuaikan dengan keadaan rumah kita, ” ucapnya kala itu.
Dan kini 4 tahun persis telah berlalu, Akhyar konsisten masih tinggal di rumah yang sama.
Dan 4 Kali Sudah Open House Idul Fitri Wakil Wali Kota Medan sepanjang tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019 seluruhnya tetap digelar di kediamannya dengan memakai badan jalan karena halaman rumah tak memadai.
Empat tahun lalu di awal menjalankan tugas, Akhyar sering bersepeda ke kantor dan melakukan pemantauan lapangan pada hari -hari tertentu.
Kala itu setiap pagi ia masih sempat mengantarkan putranya ke sekolah SMPN dekat rumahnya dengan bersepeda motor.
Dan 4 tahun berlalu, persis pada Jumat 31 Januari 2020 Akhyar masih konsisten bersepeda dari rumahnya diiringi dua pengawalnya yang bersepeda motor menuju balai kota.
Akhyar setia di garis Wong Cilik dan jangan heran jika kita lebih sering menemukannya makan di warung kecil pinggir jalan ketimbang restoran besar dan ternama.
Ia lebih suka menu lontong, pecal, mie kampung , Singkong dan makanan lokal khas Medan ketimbang makanan impor atau yang berasal dari luar.
Empat tahun lalu mengawali tugas, Akhyar paling getol mengurus soal infrastruktur. Maklum kala itu kondisi ruas jalan kota cukup parah. Malah Medan dapat julukan Kota Sejuta Lobang.
Pria berlatar sarjana teknik sipil ini berjibaku di lapangan tak jarang harus turun ke dalam parit dan gorong -gorong. Ia menemukan penanganan jalan harus seiring dengan pembenahan drainase dan harus diikuti dengan pembentukan budaya bersih.
Maka secara bertahap jalan berlubang diaspal hotmix dan dibeberapa titik harus diaspal beton. Juga ruas jalan diperlebar hingga pengaspalan mencapai tepi jalan yang ternyata hal itu membuat nyaman pengendara dan membuat ketahanan ruas jalan semakin membaik.
Perbaikan jalan terintegrasi dengan pembenahan drainase. Maka Akhyar sepanjang 4 tahun ini salah satu rutinitasnya adalah mengurusi parit. Ia kerap keluar maauk parit untuk memastikan kedalaman dan lebar parit apakah sudah sesuai dengan perencanaan.
Empat tahun berlalu, Akhyar masih juga melakoni hal yang sama keluar masuk parit, menongkrongi pengaspalan jalan.
Empat tahun berlalu dan kini tidak ada lagi keluhan jalan rusak di sejumlah titik yang selama ini menjadi langganan jalan berlubang setiap tahunnya.
Lihatlah sepanjang Jalan Sutomo, Jalan Mandala By Pass, Jalan Jl Air Bersih, Jalan Menteng II, Jalan Seksama dan hampir menyeluruh di sepanjang wilayah kota sudah relatif lebih baik.
Drainase pun terus dibenahi, diperlebar dan lebih dalam untuk optimalisasi menampung air hujan dan menyalurkan buangan air rumah tangga.
Dalam perbincangannya dengan penulis terkait 4 tahun di pemerintahan, Akhyar menyebut pembangunan infrastruktur dan di sektor lainnya harus diikuti dengan adanya rasa memiliki kota ini dalam hati dan pikiran warganya .
Makanya dibutuhkan gerakan bersama membangun peradaban kota
“Dengan gerakan ini kita ingin membangun peradaban kota. Sehingga nanti terbangun satu kesepahaman bersama bahwa jalan dan parit yang sudah dibangun itu adalah milik kota ini. Milik bersama yang harus dijaga. Tidak ada lagi warga yang mau membuang sampah ke parit atau ke sungai. Bahkan warga akan melarang orang yang buang sampah sembarangan. Warga akan memiliki kesadaran bersama membuat dan menjaga ruang terbuka hijau.
Taman -taman kota akan dijaga bersama dari tangan-tangan orang jahil.
Kita bangun peradaban disiplin berlalu lintas. Sehingga nantinya orang akan malu sendiri jika menerobos lampu merah atau melanggar lalu Lintas.
Kita formulasikan gerakan membangun peradaban kota ini dengan bahasa dan slogan sederhana “Yuk Bikin Cantik Medan”.
Di dalamnya sarat dengan ajakan agar semua kita warga kota, tua muda, seorang profesional atau orang biasa saja, pria wanita atau siapa saja pun untuk memiliki tanggung jawab dan punya kontribusi membuat Kota Medan ini lebih baik, lebih bersih, lebih tertib, lebih nyaman, lebih kondusif, lebih ramah, lebih terkenal dan lebih mantap yang oleh istilah orang Medan “Yuk Kita Bikin Cantik Medan”….