Oleh Jansen Sitindaon
AKU sudah menonton lengkap 3,5 jam wawancara Presiden Prabowo dengan 7 jurnalis. Menurutku, pertama, jawaban-jawaban yang disampaikan Pak Prabowo bagus, reflektif, jujur bahkan apa adanya. Dari wawancara ini kita jadi lebih mengenal Pak Prabowo, menjadi tahu pikiran-pikirannya, cita-citanya, termasuk apa yang akan dilakukan Pak Prabowo untuk Indonesia ke depan minimal selama pemerintahannya.
Selain membahas isu-isu terkini, karena wawancara ini mengalir dan durasinya panjang, kita juga jadi bisa lebih menyelami dan mengenali seorang Prabowo Subianto mulai dari kecil, hal-hal yang dialaminya termasuk kemudian memengaruhinya. Inilah yang menjadi cikal bakal, “bibit”, mengapa beliau kemudian membuat suatu kebijakan atau program tertentu.
Misalnya, mengapa beliau kukuh sekali soal memberi makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia, walau banyak yang tidak yakin dll. Diwawancara ini dijelaskan komplet latar belakangnya. Langsung dari sudut orang pertama.
Kedua, kalau meminjam istilah Alfito Deannova (Pemred Detik) yang kemudian beliau benarkan, pemerintahan Pak Prabowo ini akan membenahi kembali hal-hal dasar dan mendasar, “back to basic”, bukan bermain di hal-hal monumental. Jadi akan memperbaiki kembali yang prinsip-prinsip seperti pangan kita harus mandiri, energi, air, pendidikan, sekolah, koperasi dll.
Ketiga, sakin jujurnya, bahkan untuk dirinya sendiri dan pemerintahannya — untuk saat ini — Pak Prabowo baru memberi nilai 6. Beliau juga sadar masih banyak kekurangan di pemerintahan yang baru berjalan 5 bulan ini. Termasuk di tahun ke – 4 nanti beliau mengatakan, kalau saya merasa pemerintahan saya tidak berhasil, saya tidak akan maju lagi. Saya pilih istirahat saja.
Hal sama yang beliau juga sampaikan ketika menutup Kongres Demokrat Februari lalu. Jadi ini sudah penekanan untuk ke -2 kalinya, minimal yang saya dengar langsung.
Keempat, soal UU TNI, juga beliau bahas dan jawab. Lebih kurang beliau sampaikan: Yang jadi isu di RUU TNI sebenarnya soal usia. Kalau dwifungsi tidak ada. Kenapa soal usia ini diperpanjang, karena 1 tahun sekali kita harus ganti pimpinan TNI kita karena jenderal-jenderal ini cepat sekali pensiun. Padahal masih produktif dan melahirkan mereka tidak mudah.
Mana ada organisasi bagus jika pimpinannya cepat sekali terus ganti-ganti. Lebih kurang begitu jawabannya dan maknanya.
Kelima, saya sarankan — jika ada waktu santai karena durasinya panjang — tonton acara ini, jika ingin tahu pikiran dan arah kebijakan Pak Prabowo 5 tahun kedepan. Termasuk apa yang beliau katakan kepada para “9 Naga” ketika dipanggil ke Istana beberapa waktu lalu juga beliau sampaikan diwawancara ini.
Keenam, ada satu lagi jawaban Pak Prabowo yang bagus sekali dan aku juga terhenyak dengar jawabannya ketika ditanya kenapa koruptor Thaksin ikut masuk Danantara Pak? Pak Prabowo menjawab lebih kurang, dia itu menang pemilu berkali-kali di Thailand. Dia itu digulingkan dan dikudeta, setelah itu diperkarakan, kamu tahu lah ini politik.. Sama dengan Anwar Ibrahim di Malaysia, dia penjara berkali-kali juga, you now – lah itu, masak saya harus masuk ke urusan politik dalam negeri mereka kan. Sama dengan saya yang juga dituduh macam-macam, mau bunuh Pak Harto lah, Pak Habibie dll.
Ketujuh, kalau saya lihat mimik wajah para jurnalis yang melakukan wawancara dengan Pak Prabowo, pelan-pelan aku lihat ketika wawancara mulai masuk pertengahan sampai akhir, mereka malah terkagum-kagum dengan jawaban-jawaban Pak Prabowo. Bahkan sudah 3 jam pun mereka masih terus ingin tambah.
Kedelapan, naagih sebenarnya mendengar ucapan dan jawaban-jawaban Pak Prabowo ini diwawancara ini. Karena saking mengalir dan enaknya tidak terasa 3 jam berakhir. Karena beliau menjawabnya bergaya “story telling”. Enak sekali.
Kesembilan, perbedaan pandangan melihat wawancara ini sah-sah saja. Jika ada yang melihat sebaliknya, silakan saja. Namun menurut saya, ini wawancara terkomplit Pak Prabowo. Jadi mari ditonton teman-teman semua. Dan silakan berikan penilaian sendiri.
Hormatku Jansen Sitindaon l Wasekjend @PDemokrat • Loyalis SBY • Lawyer • Kata Ibuku: “jika kau masih berpolitik setialah ikut pak SBY.” ***