Oleh Sarmedi Purba
AKTIVIS yang tidak mau berhenti sampai sekarang sejak tahun 70 – an untuk membangun desa, gerakan ekologi dan pemberdayaan masyarakat ini, akan menyelenggarakan diskusi publik di Pematangsiantar minggu ini.
Sambil memberikan kepada saya Laporan dari Banaran, buku yang ditulis oleh TB Simatupang, edisi baru yang diterbitkan oleh PMK HKBP pimpinan Indra Nababan, kami bernostalgia tentang gerakan masa lalu pada pengembangan masyarakat di RS Bethesda Saribudolok.
Pada era 70-an Community Development RS Bethesda membangun 60 proyek air minum di Kecamatan Silimakuta, Kecamatan Purba dan Kecamatan Raya dan pada awal tahun 80 – an menerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup pada masa Menteri Emil Salim.
Pada waktu itu RS Bethesda menjadi percontohan untuk program Puskesmas yang baru dimulai 1974 di Sumut. Program yang komprehensif termasuk mementuk koperasi Credit Union, penyuluhan pertanian dan peternakan menjadi pendukung program penyuluhan kesehatan seperti KB, gizi dll.
1979 Ir Peteraman Purba dari Pusat Latihan Pertanian GKPS dan saya menyatukan program CD RS Bethesda dengan PLP GKPS agar kedua institusi itu lebih bersinergi dan fokus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah Kabupaten Simalungun.
Setiap datang ke Sumatera Utara sahabat saya Indra Nababan selalu mememui saya, paling sedikit menelepon dan tiap kali kami tidak bosan-bosannya mendiskusikan gerakan Pemberdayaan masyarakat termasuk dalam kegiatan gerejawai.
Bung Indra yang saya kenal sejak mahasiswa sejak tahun 60an di Medan dan saudaranya yang pintar dan sukses di masyarakat seperti Dr SAE Nababan, Asmara Nababan alm, Panda Nababan, sangat memberikan inspirasi bagi saya.
Kekaguman saya juga pada penghargaan sebagai pelopor gerakan oukumenis yang diberikan kepada Pdt Dr SAE Nababan dari Gereja Katolik Armenia 1 Februari 2020 yang lalu.
https://pgi.or.id/pelopor-gerakan-oikoumenis-asia-dr-soritua-nababan-dianugerahi-medali-mesrop-mashtots-oleh-gereja-katolik-armenia-di-cicilia/