Ulos adalah kain tenun khas Batak yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional pada 17 Oktober 2014 oleh Direktorat Sejarah Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Setelah penetapan itu, muncullah ide atau prakarsa sejumlah pihak untuk mengusulkan tanggal 17 Oktober setiap tahun sebagai Hari Ulos, yakni Efendy Naibaho, Ketua Yayasan Pusuk Buhit setelah dilalui dalam perbicangan panjang dengan berbagai pihak khususnya Manguji Nababan, pimpinan Pusat Dokumentasi Batak Universitas HKBP Nommensen.
Untuk pertama sekali, perayaannya dilakukan pada 2015 di Medan kemudian berturut-turut di banyak tempat dilakukan berbagai pihak termasuk TMII Jakarta, Paris dan pernah keliling Lapangan Merdeka Medan dengan arakan ulos sepanjang 500 meter hingga keliling Kawasan Pusuk Buhit dengan arakan ulos sepanjang 700 meter sejauh 32 kilometer dari Perkampungan Si Raja Batak, di Sigulatti, Sianjurmula-mula, Samosir.
Yayasan Pusuk Buhit yang diketuai Efendy Naibaho (Mantan Anggota DPRD Sumut ) dalam parade ulos terpanjang di dunia pada Peringatan Hari Ulos Nasional 2022 yang dipusatkan di Perkampungan Si Raja Batak, Sigulatti, Kecamatan Sianjur Mulamula, Samosir, Senin (17/10/2022), mengelilingi lingkar Pusuk Buhit, Limbong, Boho, Tanjung Bunga, Aek Rangat, Pandulangan, Siboro, Sagala dan Finish Kembali di Perkampungan Si Raja Batak, Sigulatti, Kecamatan Sianjur Mulamula.
Yang terakhir pada tahun, 2023, persisnya mulai 15,16,17,18 Oktober 2023 dengan ukuran panjang 1.000 meter diarak keliling Kawasan Danau Toba dengan start – finish dari Jembatan Tano Ponggol, Pangururan, (Samosir), Dolok Sanggul, (Humbang Hasundutan), Siborong-borong (Tapanuli Utara), Balige (Toba), Parapat (Simalungun), Merek (Karo), dan Simpang Sidikalang (Dairi) – finish kembali di Tano Ponggol, (Samosir).
Kemudian pada 5 November 2023, Ulos Sepanjang 1.000 meteri ini diarak di Monas, Jakarta, setelah dalam perjalanan panjang berangkat dari Medan melalui jalan darat – Selat Sunda dan Jakarta.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, ditulis bahwa ulos adalah salah satu jenis kain khas masyarakat Batak, Sumatera Utara. Dari bahasa asalnya, “ulos” berarti kain. Cara membuat ulos serupa dengan cara membuat songket yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin.
Warna dominan pada ulos adalah merah, hitam, dan putih yang dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak. Mulanya ulos dikenakan di dalam bentuk selendang atau sarung saja, kerap digunakan pada perhelatan resmi atau upacara adat Batak, tetapi kini banyak dijumpai di dalam bentuk produk suvenir, sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, alas meja, dasi, dompet, dan gorden.
Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang sedang mengandung supaya mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang mengancam saat proses persalinan. ***
Asril H