formatnews.id – Museum Simalungun didirikan tahun 1939 oleh 7 raja dari 7 Kerajaan yang ada di Simalungun. Di museum itu ada 400 lebih koleksi raja – raja di Simalungun. Ada peninggalan beberapa agama, juga ada gondang, uang Belanda, senapan peninggalan Belanda, alat alat berperang koleksi raja, alat berburu binatang, menangkap ikan ,pakaian pengantin Simalungun, perlengkapan makan, perlengkapan upacara agama, alat pertenunan dan lainnya.
Kepada Tim Safari Jurnalis – Aktifis yang singgah di museum ini, persisnya Siantar, dijelaskan ketua museumnya, Drs Jomen Purba, pekan lalu, museumnya dikelola dengan berbentuk yayasan. Nama-nama Kerajaan Marpitu Simalungun yaitu Raja Siantar, Raja Tanah Jawa, Raja Raya, Raja Purba, Raja Silimakuta, Raja Panei dan Raja Dolog Silau.
Mantan Camat Parapat ini banyak sekali berkisah kepada tim yang dihadiri Efendy Naibaho, Raja Hasoge Panjaitan dan Selwa. Pak Jomen sudah lama sekali memimpin museum tersebut. Dalam peninjauan ke museumnya, koleksinya terlihat tertara rapi, lengkap dengan nama dan pengelompokan koleksinya. Batu-batu di halaman depannya juga tertata baik sekali.
Ketika menjadi camat di Parapat, Pak Jomen ternyata sebagai figur yang menjadikan pantai di Sosor Pasir menjadi pantai bebas dengan bantuan biaya yang langsung diurusnya ke Medan dengan menemui gubernur ketika itu, EWP Tambunan. Bupati Simalungun-nya JP Silitonga.
Terkait dengan Kawasan Danau Toba, Jomen terang-terangan buka kartu, semuanya baik ekosistem, rakyat dan budayanya bisa tertata dengan baik tergantung siapa orangnya. Siapa pejabat dari 8 kabupaten yang ditugasi mengurus Danau Toba yang indah menawan dan sudah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional itu. ***
Selwa