



Terpilihnya Ipda Pol (Purn) Liber Naibaho ditandai dengan pembacaan sejarah lahirnya Punguan Pomparan Si Raja Oloan di Parapat, sejak tahun 1973-1974 dan sempat vakum, lalu tahun 1994 yang digagas Drs Bona Sihotang, setelah para pendiri/pemerakarasa, Op Manusun Sinambela, Op Bangun Bakkara, Op Friendly Sihotang, Op Mangatur Naibaho, Op Rotua Bakkara meninggal dunia, Pengurus SRO dilanjutkan kembali lewat generasi baru, dan dipimpin Ketua A. Bangun Bakkara sebagai Ketua, Drs Bona Sihotang (Sekretaris) dan A. Manusun Sinambela).


Seiring berjalannya waktu, kepengurusan SRO di Kota Parapat silih berganti dengan fenomena pasang surutnya jumlah keanggotaan diwarnai euforia pasangsurutnya keharmonisan dan egoisme di internal, maka melalui penasehat Si Raja Oloan Parapat, A Ayumi Bakkara (Jhon Bakkara) dari Pomparan Pendiri. Op.Rutua Bakkara (Par PU), kembali mengayomi Punguan SRO dengan mempersatukan kembali Pomparan (Keturuan) Si Raja Oloan diantaranya Naibaho, Sihotang, Bakkara, Sinambela, Sihite dan Simanullang melanjutkan pesan para Pendiri, seperti yang diharapkan A Gusang Sinambela (Op Tarsis) supaya punguan SRO yang digagas mereka tetap dipertahankan dengan reformasi total, baik Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.


Sejak SRO yang baru diformat ulang bersama Raja Naibaho sebagai Raja Ijolo (Anak Pertama dari Si Raja Oloan didampingi Sihotang dan satu-satunya Penasehat SRO yang lama Pak Ayumi Bakkara), membentuk kepanitiaan pembentukan pemilihan kepengurusan yang baru tanpa menghiraukan para Penasehat, Anggota dan Pengurus yang mengundurkan diri dari kepungurusan yang mereka perbaharui saat Marga Sihotang sebagai Tuan Rumah dalam Partamiangan, dengan memilih Ketua, Sekretaris dan Bendahara yang baru, kendati mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.


Maka Punguan SRO yang baru bergerak cepat dengan mengisi Struktur Kepengurusan yang ditinggalkan mereka (Pengurus lama).

Ipda Pol (Purn) Liber Naibaho sebagai Ketua, Drs.Bona Sihotang (Sekretaris), Lely br Sitopu (Bendahara). Pelantikan sekaligus Pesta Bona Taon 2025 ini dihadiri Ketua SRO Kabupaten Samosir Manogar Naibaho dan Ketua SRO Medan Efendy Naibaho.



Ketua Terpilih, Liber Naibaho (A Tommy) dalam sambutannya menyampaikan, selain siap mengembangkan SRO di Kecamatan Girsip Bolon, juga menyampaikan permohonan maaf kepada semua Pomparan SRO karena SRO saat ini hanya mengayomi keanggotaan sesuai motto: Dimana Tanah Dipijak Disitu Langit Dijungjung.
Maka SRO ini hanya menerima keanggotaan di wilayah Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, namun di Paradatan (Adat Istiadat) kita tetap dalam satu kekeluargaan SRO seluruh Indonesia dan Dunia, โAda undangan dan kita diundang, siap hadir dalam acara Pesta Suka, Duka dan Sosial termasuk dalam Organisai Si Raja Oloanโ, ujar Liber.


Untuk itu saya mengajak SRO Kecamatan Girsang Sipangan Bolon supaya tetap solid dan jangan mau dipecahbelah internal dan eksternal, dan itulah pesan Pendiri/Pemerakarsa dan para Pomparan (Keturunan) Pendiri SRO, katanya.

Efendy Naibaho, mantan anggita DPRD Sunut dua periode itu dalam sambutannya meminta agar pengurus SRO Girsang Sipangan Bolon mengikuti dan melaksanakan seruan Eforus HKBP untuk memerangi narkoba, judi, perdagangan manusia khususnya pelestarian untuk merawat lingkungan di Tanah Batak dan mengingatkan kembali agar jangan terulang lagi banjar bandang di Kota Turis Parapat.
Terhadap permasalahan yang diributkan beberapa kalangan terkait pendirian Silang Hangoluan di Sianjurmula-mula, Samosir itu, Efendy Naibaho mengajak untuk ikut melibatkan punguan dengan memberikan dukungan kepada Limbong Mulana di sana.
Dalam kesempatan tersebut, Efendy Naibaho membacakan umpasa Si Raja Oloan. ***
JES SIHOTANG







